Persaingan tim esports di Indonesia berevolusi cepat dari sekadar komunitas menjadi industri yang terstruktur. Dalam beberapa tahun terakhir, pasar gaming dan esports lokal tumbuh pesat, didorong oleh basis pemain yang besar dan liga-liga profesional yang semakin mapan. Klub-klub besar sekarang bukan hanya berlomba soal prestasi turnamen, tetapi juga soal manajemenm akademi pemain, sponsorship, dan ekspansi ke region Asia Tenggara.
Fokus Mobile Legends: Rivalitas Lama dan Dinamika Roster
Mobile Legends tetap menjadi medan pertarungan paling terlihat untuk banyak organisasi seperti MPL Indonesia melahirkan rivalitas klasik antara RRQ, EVOS, ONIC, Bigetron dan tim-tim yang berganti bentuk lewat partnership internasional. Pergeseran roster, transfer pemain bintang, dan kolaborasi tim global kerap mengubah keseimbangan kekuatan tiap musim.
Tim / Organisasi | Game utama | Proplayer terkenal | Catatan singkat |
RRQ (Rex Regum Qeon) / RRQ Hoshi | Mobile Legends | Albert “Alberttt” Iskandar | Alberttt pernah menjadi MVP dan ikon performa di MPL. |
EVOS Esports | Mobile Legends, multi-divisi | Branz (Jabran) / pemain EVOS masa kini | EVOS punya sejarah gelar dan konflik roster dan sering jadi sumber talenta baru. |
ONIC Esports | Mobile Legends & multi | Butsss (Muhammad Satrya) dan pemain pro lainnya | ONIC membangun kultur fandom kuat dan pernah mereguk banyak gelar MPL. |
Bigetron (BTR) | PUBG Mobile / Mobile Legends | Zuxxy (Made Bagas) & Luxxy (kembar) | Bigetron jadi sorotan terutama di scene battle royale lewat performa Zuxxy yang ikonik. |
PUBG Mobile, Dota 2, dan kompetisi lintas-judul
Di luar Mobile Legends, judul battle-royale dan MOBA PC seperti PUBG Mobile dan Dota 2 menjadi medan pamer taktik dan individual skill yang berbeda, dimana nama-nama tertentu menjadi simbol kejayaan nasional. Bigetron dan duo Zuxxy-Luxxy misalnya, tidak hanya memenangkan turnamen besar tetapi juga mengangkat pamor scene PUBG Mobile Indonesia sehingga membawa perhatian internasional. Sementara itu BOOM Esports dikenal sebagai organisasi yang membangun tim Dota sejak era awal dan berperan jadi kiblat pengembangan pemain profesional Dota lokal. Perkembangan cross-title, termasuk organisasi yang membuka divisi Valorant, Free Fire, atau game lain, menunjukkan strategi jangka panjang.
Sistem Scouting Melalui Kompetisi Regional
Saat ini, banyak organisasi mulai aktif membangun tim akademi dan scouting network yang menjangkau kota-kota kecil melalui kompetisi regional dan turnamen komunitas. Proses ini menjadi jalur utama bagi pemain berbakat dari daerah untuk menembus scene profesional tanpa harus bergabung dengan organisasi besar sejak awal. Beberapa tim seperti EVOS dan RRQ memiliki divisi “junior” yang bermain di liga kedua seperti MDL Indonesia. Dari sinilah muncul nama-nama baru yang kemudian direkrut ke tim utama. Model scouting seperti ini tidak hanya memperkuat basis talenta nasional, tetapi juga menciptakan kompetisi yang sehat antar-daerah.
Drama Persaingan di Masa Mendatang
Potensi ekspansi ke liga internasional seperti MPL SEA dan PMGC memberi peluang bagi tim Indonesia untuk menunjukkan kekuatan strategis mereka di panggung global. Dukungan pemerintah melalui turnamen nasional seperti Piala Presiden Esports juga memperkuat legitimasi industri ini sebagai bagian dari ekonomi kreatif. Dengan kolaborasi lintas sektor, Indonesia berpeluang menjadi salah satu powerhouse esports Asia dalam beberapa tahun mendatang.
FAQ (Frequently Asked Questions)
A1: Beberapa nama yang sering muncul sebagai dominan adalah RRQ, EVOS, ONIC, dan Bigetron; dominasi tiap musim berganti-ganti karena transfer pemain dan strategi manajemen tim.
A2: Nama seperti Zuxxy (Bigetron) dan beberapa pemain Mobile Legends yang meraih MVP MPL menjadi contoh proplayer Indonesia yang mendapat sorotan internasional karena prestasi turnamen dan performa konsisten.
A3: Tren menunjukkan pertumbuhan pasar, diversifikasi judul, serta masuknya investor dan partnership global; ini memacu profesionalisasi organisasi dan peningkatan kualitas liga serta academy.