Business Directories
Contact Us

Become a member

Get the best offers and updates relating to Liberty Case News.

Kenali Berbagai Macam Stik Golf dan Kegunaannya di Driving Range

Golf bukan sekadar olahraga prestisius yang menuntut ketenangan dan fokus tinggi, tetapi juga permainan teknik yang sangat bergantung pada perlengkapan yang digunakan. Salah satu...
HomeEsportMobile Legends Masih Pertahankan Status Game Terpopuler di AppStore dan PlayStore

Mobile Legends Masih Pertahankan Status Game Terpopuler di AppStore dan PlayStore

Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) sudah lama menduduki posisi atas dalam kategori game paling populer di AppStore dan PlayStore, khususnya di Indonesia. Menurut survei APJII tahun 2025, MLBB menjadi game MOBA online yang paling banyak dimainkan dengan sekitar 48,99% responden memilihnya sebagai pilihan utama. Data memperlihatkan bahwa jumlah pemain game di Indonesia akan mencapai sekitar 192,1 juta orang pada 2025, dimana MLBB menjadi salah satu judul yang paling dominan. Rata-rata pemain aktif bulanan global untuk MLBB juga tetap tinggi, mencapai puluhan juta. Hal ini menunjukkan bahwa MLBB bukan hanya fenomena lokal, tetapi juga tetap relevan di level internasional.

Kelebihan dan kekurangan fitur maupun grafis dan cara bermain MLBB

MLBB menawarkan sejumlah fitur dan aspek grafis yang menjadi daya tarik besar bagi pemain. Grafis cukup memukau di kelasnya, dengan efek visual pada skill hero, animasi, dan latar map yang diperbaharui secara berkala. Fitur seperti matchmaking cepat, rank mode dengan tier yang banyak, serta variasi hero dan skin yang terus-menerus diperbarui juga menjadi kelebihan.

Namun ada beberapa kelemahan, terutama bagi pemain di perangkat menengah ke bawah: beberapa pengguna mengeluhkan bahwa mode grafis “ultra” sering tidak stabil atau terasa blur, frame rate drop, dan fitur ringan seperti “lite mode” kadang tidak optimal di perangkat spek rendah. Dari sisi cara bermain, MLBB masih mempertahankan format MOBA 5v5 yang cukup seimbang, meskipun match making kadang tidak adil apabila pemain solo harus menghadapi tim yang sudah kompak.

Tabel Kelebihan vs Kekurangan Fitur dan Grafis MLBB

AspekKelebihanKekurangan
Grafis & EfekEfek skill dan animasi hero yang terus diperbaharui, map variatif dan tema menarikPerforma di perangkat spek rendah sering tidak stabil, blur, frame rate turun, kebutuhan spesifikasi cukup tinggi untuk ultra mode
Fitur Hero & SkinBanyak variasi hero, skin reguler & event, sistem rank yang menantang, pilihan mode permainan beragamBeberapa skin tidak proporsional efeknya dengan harganya, event grind tinggi, sistem balancing hero kadang lambat merespon keluhan pemain
Matchmaking & GameplayMode solo/duo/5v5, ada mode kompetitif dan casual, pembaruan patch rutin, komunitas besarKemungkinan disparity skill tinggi, pemain afk/troll dalam mode rank, masalah cheating atau glitch kadang muncul
AksesibilitasBisa dimainkan di Android & iOS, pilihan grafis untuk medium/bajo, unduhan dan update rutinUkuran game dan asset skin besar, penggunaan RAM dan baterai tinggi pada mode grafis tinggi, fitur grafis “lite” kadang dikorbankan dari sisi visual

Tingkat persaingan (competitiveness) MLBB untuk pro player

Kompetitifitas MLBB di level profesional sangat tinggi, baik secara domestik maupun internasional. Di Indonesia, liga resmi MPL Indonesia (MPL-ID) telah berjalan sejak sekitar tahun 2018, dengan sistem tim franchise, musim reguler, playoff, dan hadiah yang cukup besar. Di tingkat internasional ada turnamen seperti MSC (Mobile Legends Southeast Asia Cup) dan World Championship. Pro player MLBB di Indonesia menghadapi persaingan dalam hal skill, tim koordinasi, meta hero, adaptasi patch, dan juga viewer engagement. Banyak pemain muda yang melihat menjadi pro MLBB sebagai karier karena dukungan sponsor dan ekosistem esports yang sudah mapan.

Segmentasi demografis pasar MLBB di Indonesia dan kompetisi internal

Di Indonesia, data menunjukkan ada sekitar 34 juta pemain aktif bulanan MLBB, dengan distribusi geografis yang berat di Pulau Jawa (52,65%) dan Pulau Sumatera (29,38%), sisanya tersebar di Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Papua. Dari segi umur dan jenis kelamin, data lama menunjukkan sekitar 80% pemain laki-laki, 20% perempuan, dan kelompok umur terbesar berada di usia remaja hingga dewasa muda (18‑25 tahun), kemudian 19‑22 tahun sebagai salah satu yang dominan. 

Dari sisi ekonomi, pemain dari kelas menengah menjadi pasar utama, sebab perangkat yang mumpuni dan pembelian skin/diamond tergolong pengeluaran tambahan. Indonesia juga menjadi salah satu negara yang paling konsumtif terhadap MLBB di Asia Tenggara, termasuk dari belanja dalam aplikasi dan skin. Terkait kompetisi domestik, selain MPL Indonesia, ada juga MDL (Mobile Legends Development League) sebagai jenjang pengembangan pemain muda, Open Qualifier dalam beberapa turnamen, serta event regional atau komunitas. MPL Indonesia Season 16 misalnya, memiliki prize pool miliaran rupiah dan menarik jutaan penonton.

FAQ (Frequently Asked Questions)

Q1: Apa yang membuat grafis Mobile Legends kurang stabil di perangkat kelas menengah ke bawah?

A1: Grafis tinggi seperti efek skill dan animasi ultra membutuhkan banyak memori RAM dan GPU yang stabil. Perangkat kelas menengah sering kali memiliki batas hardware yang membuat frame rate turun, efek blur, dan kadang tidak mendukung mode ultra secara maksimal.A1: Grafis tinggi seperti efek skill dan animasi ultra membutuhkan banyak memori RAM dan GPU yang stabil. Perangkat kelas menengah sering kali memiliki batas hardware yang membuat frame rate turun, efek blur, dan kadang tidak mendukung mode ultra secara maksimal.

Q2: Berapa banyak pemain aktif bulanan MLBB di Indonesia?

A2: Diperkirakan sekitar 31‑51 juta pemain aktif bulanan Indonesia, tergantung sumber dan periode pengamatan.

Q3: Bagaimana sistem kompetisi MLBB di Indonesia?

A3: Terdapat liga resmi MPL Indonesia, Musim MPL dibagi dua musim tiap tahun, dengan playoff dan tim franchise. Ada juga MDL sebagai liga pengembangan, serta berbagai turnamen regional dan open qualifier.