Bali dikenal sebagai Pulau Dewata dengan ribuan pura yang tersebar di seluruh wilayahnya. Namun, di antara semua pura tersebut, ada kelompok pura yang dianggap paling penting dan suci, yaitu Pura Luhur atau lebih spesifik disebut Pura Kahyangan Jagat. Pura-pura ini memiliki peran sentral dalam menjaga keseimbangan spiritual sekaligus melindungi keamanan Bali. Untuk memahami mengapa Pura luhur di bali ini begitu disucikan dan dihormati, penting untuk mengenal lebih dalam konsep Kahyangan Jagat.
Mengenal Konsep Pura Kahyangan Jagat
Pura Kahyangan Jagat (secara harfiah berarti “pura dunia”) adalah sekumpulan pura yang dibangun di titik-titik strategis Bali dan berfungsi sebagai pilar spiritual. Konsep ini berlandaskan ajaran Hindu Bali, di mana pura-pura tersebut diyakini sebagai stana (tempat bersemayam) manifestasi dewa. Selain itu, pura-pura ini berperan sebagai benteng pertahanan spiritual yang melindungi Pulau Bali dari sembilan arah mata angin, sesuai ajaran Nawa Dewata.
Ada sembilan Pura Kahyangan Jagat utama yang menjaga keharmonisan bhuana agung (alam semesta) dan bhuana alit (alam mikro atau kehidupan manusia) di Bali.
Daftar 9 Pura Kahyangan Jagat Utama
Sembilan pura luhur ini ditempatkan sesuai dengan delapan penjuru mata angin serta satu di pusat, dengan fungsi spiritual masing-masing.
Pura di Delapan Penjuru (Asta Ista Dala)
- Pura Besakih – Dikenal sebagai pura paling suci di Bali dan terletak di lereng Gunung Agung. pura agung besakih ini diyakini sebagai pusat dari semua pura.
- Pura Lempuyang Luhur – Terletak di timur (purwa), berfungsi sebagai stana Dewa Iswara. Pura ini terkenal dengan pemandangan “Gerbang Surga”.
- Pura Goa Lawah – Berada di tenggara (gneyan), berfungsi sebagai penjaga arah tenggara. Ciri khasnya adalah gua yang dihuni kelelawar.
- Pura Uluwatu – Terletak di selatan (daksina), berfungsi sebagai stana Dewa Brahma atau Dewa Rudra. Pura ini dibangun di atas tebing curam yang langsung menghadap laut.
- Pura Andakasa – Terletak di barat daya (nairitya), berfungsi sebagai penjaga arah barat daya.
- Pura Batukaru – Berada di barat (pascima), berfungsi sebagai stana Dewa Mahadewa. Pura ini terletak di lereng Gunung Batukaru.
- Pura Pucak Mangu – Berada di barat laut (wayadya), berperan sebagai penjaga arah barat laut. Lokasinya berada di puncak Gunung Mangu.
- Pura Ulun Danu Bratan – Terletak di utara (uttara), berfungsi sebagai stana Dewa Wisnu dan Dewi Danu. Pura ini terkenal dengan arsitekturnya yang terlihat terapung di Danau Bratan.
Pura di Pusat (Madya)
- Pura Tirta Empul – Terletak di bagian tengah. pura tirta empul ini terkenal dengan sumber air sucinya yang digunakan dalam ritual penyucian atau melukat.
Apa saja pura luhur di bali: fungsi dan arah penjagaan
pura -pura ini tidak hanya indah secara arsitektur, tetapi juga memiliki makna mendalam berdasarkan posisi geografisnya:
Nama pura leluhur | Arah mata angin | dewa /fungsi utama |
Pura besakih | Pusat | Pura agung (ibu dari semua pura) |
Pura lempuyang luhur | Timur | Dewa iswara (membangun dan menciptakan) |
Pura goa lawah | Tenggara | Panjang arah tenggara |
Pura uluwatu | Selatan | Dewa brahma (peleburan dosa) |
Pura andakasa | Barat daya | Penjaga arah barat daya |
Pura batukaru | Barat | Dewa mahadewa |
Pura pucak mangu | Barat laut | Penjaga arah barat laut |
Pura ulun danu bratan | Utara | Dewa wisnu (pemelihara dan pemberi mata air) |
Pura tirta empul | Tengah alternatif | Pura air suci (melukat) |
Kesimpulan
Memahami apa saja pura luhur di bali adalah kunci untuk menghargai keunikan budaya dan spiritualitas pulau ini. Pura-pura ini bukan hanya monumen sejarah, tetapi juga pusat kehidupan keagamaan yang terus berfungsi hingga saat ini
Faq mengenai pura luhur di bali
Pura luhur mengacu pada pura yang memiliki kedudukan spiritual sangat tingi (seperti kahyangan jagat atau kahyangan tiga). Yang berfungsi persembahannya mencakup seluruh pulau atau wilayah yang sangat luas. Sementara pura biasa seperti dadia biasanya hanya berfungsi untuk komunitas atau keluarga tertentu
Jumlah sembilan melambangkan nawa dewata, yaitu sembilan menifestasi dewa yang menguasai sembilan penjuru mata angin, termasuk pusat ini mencerminkan kepercayaan hindu bali tentang menjaga keseimbangan mekrokosmos (bhuana agung) dari semua arah
Ya, sebagian besar pura luhur ini terbuka untuk umum, tetapi harus dengan menghormati kesakralan tempat tersebut dengan mengenakan pakaian adat bali (sarung dan selendang), dan juga ada area paling suci yang hanya boleh dimasuki oleh umat hindu