Site icon balinewsweek.id

Perbedaan AHA BHA dan PHA: Panduan Lengkap Memilih Eksfoliator yang Tepat

Perbedaan AHA BHA dan PHA

Perbedaan AHA BHA dan PHA

Memahami perbedaan AHA BHA dan PHA adalah langkah krusial bagi siapa saja yang ingin memiliki kulit wajah yang sehat, cerah, dan bebas dari masalah jerawat maupun penuaan dini. Dalam dunia perawatan kulit, ketiga kandungan ini dikenal sebagai chemical exfoliator atau eksfoliator kimia yang bekerja dengan cara melarutkan ikatan sel kulit mati di permukaan kulit. Tanpa pemahaman yang benar mengenai karakteristik masing-masing asam ini, Anda berisiko mengalami iritasi atau justru tidak mendapatkan hasil maksimal dari produk skincare yang Anda gunakan. Artikel ini akan mengupas tuntas secara mendalam mengenai fungsi, cara kerja, hingga dosis yang tepat agar Anda dapat menentukan kandungan mana yang paling sesuai dengan kebutuhan spesifik kulit Anda.

Mengapa Kulit Membutuhkan Eksfoliasi Kimia?

Secara alami, kulit manusia melakukan regenerasi setiap 28 hari. Namun, seiring bertambahnya usia, faktor lingkungan, dan gaya hidup, proses pelepasan sel kulit mati ini seringkali melambat. Akibatnya, sel kulit mati menumpuk, menyumbat pori-pori, dan membuat wajah tampak kusam. Di sinilah peran asam hidroksi (AHA, BHA, dan PHA) menjadi sangat penting.

Berbeda dengan eksfoliasi fisik (seperti scrub) yang bisa menyebabkan robekan mikro (micro-tears) pada jaringan kulit, eksfoliasi kimia bekerja lebih lembut dan merata. Namun, kunci dari efektivitasnya terletak pada pemilihan jenis asam yang tepat. Kesalahan dalam memilih bisa berujung pada kondisi over-exfoliation yang merusak lapisan pelindung kulit.

1. AHA (Alpha Hydroxy Acid): Solusi untuk Tekstur dan Penuaan

AHA adalah kelompok asam larut air yang biasanya berasal dari buah-buahan atau susu. Jenis AHA yang paling umum ditemukan dalam produk kecantikan adalah Glycolic Acid (dari tebu) dan Lactic Acid (dari susu). Cara kerjanya adalah dengan mengelupas lapisan terluar kulit agar sel kulit baru yang lebih sehat bisa muncul ke permukaan.

AHA sangat efektif untuk mengatasi masalah kulit yang berkaitan dengan tekstur, seperti garis halus, flek hitam, dan warna kulit tidak merata. Namun, karena AHA bekerja di permukaan, penggunaan yang terlalu sering tanpa hidrasi yang cukup bisa membuat kulit menjadi kering. Jika Anda merasa kulit mulai terasa tertarik atau perih setelah eksfoliasi, sangat disarankan untuk segera menggunakan skincare untuk skin barrier guna mengembalikan kelembapan dan memperkuat pertahanan alami kulit Anda dari iritasi lebih lanjut.

2. BHA (Beta Hydroxy Acid): Penyelamat Kulit Berjerawat dan Berminyak

Berbeda dengan AHA yang larut dalam air, BHA adalah asam yang larut dalam lemak atau minyak. Jenis BHA yang paling populer adalah Salicylic Acid. Karena sifatnya yang larut minyak, BHA memiliki kemampuan unik untuk menembus ke dalam pori-pori yang tersumbat oleh sebum (minyak alami wajah).

BHA bekerja dengan cara “membersihkan” bagian dalam pori-pori, menjadikannya kandungan standar emas untuk mengatasi komedo (blackheads dan whiteheads) serta jerawat meradang. Selain itu, BHA memiliki sifat anti-inflamasi dan anti-bakteri yang membantu meredakan kemerahan pada wajah. Mengingat kompleksnya masalah kulit berjerawat, seringkali penggunaan BHA saja tidak cukup. Anda mungkin memerlukan referensi mengenai paket skincare terbaik untuk mengatasi kulit yang sudah dikurasi secara khusus agar hasil pengobatan jerawat Anda lebih komprehensif dan terstruktur.

3. PHA (Poly Hydroxy Acid): Eksfoliasi Lembut untuk Kulit Sensitif

PHA sering disebut sebagai “generasi kedua” dari AHA. Contoh kandungan PHA yang sering ditemukan adalah Gluconolactone dan Lactobionic Acid. Perbedaan utama PHA dibandingkan kedua asam lainnya terletak pada ukuran molekulnya. Molekul PHA jauh lebih besar, sehingga ia tidak meresap terlalu dalam ke dalam kulit.

Hal ini membuat PHA bekerja sangat lembut di permukaan saja tanpa menimbulkan efek cekit-cekit atau kemerahan. Selain mengeksfoliasi, PHA juga memiliki sifat humektan, yang berarti ia justru membantu menarik air ke dalam kulit. PHA adalah pilihan terbaik bagi pemilik kulit sensitif, penderita rosacea, atau bagi pemula yang baru ingin mencoba chemical peeling.

Tabel Perbandingan Utama: AHA vs BHA vs PHA

Untuk memudahkan Anda memahami perbedaan AHA BHA dan PHA, silakan merujuk pada tabel berikut:

KarakteristikAHA (Alpha Hydroxy)BHA (Beta Hydroxy)PHA (Poly Hydroxy)
KelarutanLarut AirLarut MinyakLarut Air
Target AreaPermukaan KulitDalam Pori-poriPermukaan (Lembut)
Jenis KulitKering & NormalBerminyak & BerjerawatSensitif & Kering
Fungsi UtamaMencerahkan & Anti-agingMengatasi JerawatEksfoliasi Ringan
Ukuran MolekulKecil (Meresap Dalam)KecilBesar (Meresap Dangkal)
Efek SampingSensitivitas MatahariKulit Bisa KeringMinim Iritasi

Cara Menggunakan AHA, BHA, dan PHA Secara Aman

Setelah mengetahui perbedaan AHA BHA dan PHA, Anda tidak bisa sembarangan mengaplikasikannya. Berikut adalah panduan langkah demi langkah agar kulit Anda tetap sehat:

  1. Lakukan Patch Test: Oleskan sedikit produk di belakang telinga atau area rahang dan tunggu 24 jam untuk melihat reaksi alergi.
  2. Mulai dari Konsentrasi Rendah: Jangan langsung menggunakan produk dengan persentase tinggi. Biarkan kulit beradaptasi terlebih dahulu.
  3. Gunakan pada Malam Hari: Sebagian besar asam hidroksi (terutama AHA) meningkatkan sensitivitas kulit terhadap sinar UV. Gunakan di malam hari untuk hasil optimal.
  4. Wajib Gunakan Sunscreen: Ini adalah aturan mutlak. Eksfoliasi menyingkap lapisan kulit baru yang lebih tipis dan rentan terbakar matahari. Gunakan minimal SPF 30 di pagi hari.
  5. Jangan Campur dengan Retinol: Menyatukan eksfoliator kimia dengan bahan aktif keras seperti Retinol dalam satu rutinitas yang sama bisa memicu iritasi parah. Gunakan di hari yang berbeda (metode Skin Cycling).

Daftar Masalah Kulit dan Kandungan yang Disarankan

Untuk menentukan mana yang harus Anda beli, sesuaikan dengan masalah kulit yang sedang Anda alami:

Dampak Over-Exfoliation: Mengenali Batasan Kulit

Meskipun eksfoliasi memberikan hasil instan berupa kulit halus, terlalu banyak hal baik bisa menjadi buruk. Jika Anda menggunakan AHA, BHA, atau PHA secara berlebihan, kulit Anda akan memberikan sinyal bahaya, antara lain:

Jika hal ini terjadi, segera hentikan semua penggunaan asam dan fokuslah pada hidrasi.

Kesimpulan

Memahami perbedaan AHA BHA dan PHA bukan hanya soal mengetahui nama kimianya, tetapi tentang mendengarkan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh kulit Anda. AHA adalah sahabat bagi mereka yang ingin melawan penuaan dan kekusaman, BHA adalah senjata utama bagi pejuang jerawat, dan PHA adalah alternatif lembut bagi pemilik kulit sensitif.

Dalam menyusun rutinitas perawatan wajah, keseimbangan adalah kunci. Jangan terburu-buru menggunakan konsentrasi tinggi hanya karena ingin hasil cepat. Pastikan juga Anda selalu mendukung proses eksfoliasi dengan produk yang memperkuat pertahanan kulit serta perlindungan dari sinar matahari. Dengan pemilihan yang tepat, kulit impian yang sehat, bersih, dan bercahaya bukan lagi sekadar impian.

Apakah Anda ingin saya membantu merekomendasikan urutan skincare harian berdasarkan jenis kulit spesifik Anda?

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Bolehkah AHA BHA dan PHA digunakan setiap hari?

Tergantung pada konsentrasinya. Produk dalam bentuk toner harian biasanya memiliki persentase rendah (di bawah 1%) sehingga relatif aman. Namun, untuk produk serum atau peeling solution (konsentrasi tinggi), cukup gunakan 2-3 kali seminggu.

2. Apakah remaja boleh menggunakan AHA BHA atau PHA?

Remaja yang mulai mengalami masalah jerawat pubertas boleh menggunakan BHA dalam dosis rendah. Namun, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau memulai dengan pembersih wajah yang mengandung asam sebelum mencoba serum.

3. Mana yang lebih baik untuk menghilangkan bekas jerawat?

Untuk bekas jerawat merah (PIE), PHA adalah pilihan yang baik karena sifatnya yang menenangkan. Untuk bekas jerawat hitam (PIH), AHA lebih efektif karena kemampuannya mencerahkan pigmentasi di permukaan kulit.

4. Bolehkah ibu hamil menggunakan kandungan ini?

Umumnya, PHA dan AHA dalam kadar rendah dianggap aman. Namun, penggunaan BHA (Salicylic Acid) dalam dosis tinggi seringkali tidak disarankan untuk ibu hamil. Selalu konsultasikan dengan dokter kandungan Anda.

Exit mobile version