Pertandingan di King Abdullah Sports City, Jeddah berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan Arab Saudi setelah Indonesia lebih dulu unggul lewat penalti Kevin Diks, namun dibalas oleh Saleh Abu Al-Shamat dan dua gol Feras Al-Brikan (termasuk satu penalti) sebelum Diks kembali mengeksekusi penalti di penghujung laga; insiden kartu merah untuk Mohamed Kanno menambah dramatis laga ini. Kekalahan tipis tersebut memicu kekecewaan besar di kalangan suporter dan netizen karena harapan besar pada performa tim, apalagi hasil ini membuat Indonesia wajib menang melawan Irak untuk tetap punya peluang lolos. Laporan lapangan dan rangkuman pertandingan tercatat oleh beberapa media olahraga internasional dan konfederasi pertandingan.
Analisis formasi dan komunikasi tim, keputusan Kluivert yang jadi bahan kritik
Patrick Kluivert memasang skema 4-4-2 untuk laga ini, sebuah pilihan yang pada teori memberi keseimbangan namun dalam praktik di Jeddah menimbulkan banyak celah di lini tengah dan transisi; jarak antar gelandang kerap terlalu renggang sehingga pemain belakang harus turun membantu dan membuka peluang rebound untuk lawan. Kombinasi press tinggi Saudi dan kepadatan pemain di zona sentral membuat komunikasi antar pemain Garuda beberapa kali terhambat, memunculkan momen-momen miskomunikasi yang berujung pada blunder, termasuk insiden tarik jersey di kotak yang melibatkan Yakob Sayuri yang berujung penalti untuk Saudi. Reaksi publik juga menyorot beberapa pemain pengalaman seperti Marc Klok yang dinilai gagal mengendalikan ritme permainan atau kehilangan posisi pada momen-momen kunci; kritik ini tercermin pada rapor dan komentar pasca-laga dari media lokal.
Tabel Starting XI (susunan pemain awal Indonesia)
Posisi | Pemain |
Goal Keeper | Maarten Paes. |
Bek Kiri | Yakob Sayuri. |
Bek Tengah | Kevin Diks. |
Bek Tengah | Jay Idzes (kapten). |
Bek Kanan | Dean James. |
Gelandang | Joey Pelupessy. |
Gelandang | Marc Klok. |
Gelandang / box-to-box | Ricky Kambuaya. |
Sayap / Penyerang | Beckham Putra. |
Penyerang sayap | Miliano (Miliano) Jonathans. |
Penyerang/false 9 | Ragnar Oratmangoen. |
Formasi ini mencerminkan bahwa Kluivert menerapkan sistem yang cukup fluid: empat bek dasar, trio gelandang pelapis (Pelupessy–Klok–Ricky) dan tiga pemain serang yang saling bergeser, sehingga tim tampak berganti antara 4-4-2 dan 4-3-3 tergantung fase serangan/bertahan. Ini juga menjelaskan mengapa beberapa outlet menulis formasi berbeda meski starting XI pemain sama.
Penampilan individu: siapa yang dipuji, siapa yang disorot?
Beberapa nama menjadi magnet kritik, sementara ada pula yang layak mendapat pujian, terutama kiper yang beberapa kali menutup celah. Berikut ringkasan singkat performa kunci dalam angka dan catatan penting:
Pemain | Aksi penting | Catatan statistik/impact |
Kevin Diks | 2× Penalti masuk (11’, 88’) | Penyumbang dua gol Indonesia (penalty). |
Feras Al-Brikan | Brace (36’ pen, 62’) | Dua gol penentu kebangkitan Saudi. |
Saleh Abu Al-Shamat | Gol penyama kedudukan (17’) | Cetak gol dari luar kotak, memicu momentum Saudi. |
Maarten Paes | 7 penyelamatan dari banyak ancaman | Menahan sekian peluang lawan dan beberapa tembakan berbahaya; catatan penyelamatan ini disorot media Indonesia. |
Tabel di atas menggambarkan paradoks laga: ketajaman individu penyerang lawan dan penalti yang menentukan, sementara kiper Indonesia melakukan intervensi penting yang mencegah kekalahan lebih telak, namun itu tidak cukup menutup celah taktik dan kesalahan antarpemain.
Harapan dan langkah korektif menjelang laga kontra Irak

Kluivert sendiri menyatakan kekecewaan dan menekankan perlunya “bersihkan kepala” dan perbaikan cepat karena jeda antar pertandingan amat sempit; Indonesia harus merespon secara mental dan teknis jika ingin tetap bersaing di grup ini. Perbaikan yang realistis meliputi: mempersempit jarak antar lini agar distribusi bola lawan tidak mudah menemukan ruang, memperjelas instruksi transisi (siapa menekan, siapa menunggu), dan mengurangi situasi one-on-one yang memaksa bek melakukan sapuan berisiko. Rotasi pemain pada posisi gelandang bertahan atau penempatan ulang Marc Klok (atau penggantinya) bisa dipertimbangkan untuk meningkatkan kompak di tengah; selain itu, menjaga ritme serangan balik cepat memanfaatkan kecepatan sayap bisa menjadi jalan untuk memaksimalkan peluang melakukan gol dari permainan terbuka, semua ini perlu diuji dalam sesi latihan taktis singkat sebelum laga kontra Irak. Jadwal dan urgensi pertandingan berikutnya sudah dikonfirmasi oleh penyelenggara, sehingga setiap evaluasi harus cepat dan konkret.
FAQ (Frequently Asked Questions)
A1: Kombinasi penalti yang berbuah gol untuk lawan, celah di transisi tengah yang dieksploitasi Saudi, dan beberapa miskomunikasi antarpemain—meski Maarten Paes tampil baik dengan banyak penyelamatan.
A2: Formasi itu bukan masalah mutlak, namun implementasi (jarak antar gelandang, peran pressing) kurang pas menghadapi tekanan dan kepadatan pemain lawan — alhasil kompaknya pertahanan terganggu.
A3: Banyak media menilai penampilan Paes sangat krusial dengan catatan penyelamatan (dilaporkan 7 kali oleh beberapa sumber statistik pertandingan lokal) membuatnya menjadi alasan skor tidak lebih berat.