Liverpool kembali gagal meraih tiga poin setelah hanya bermain imbang 1-1 melawan Sunderland di Anfield di awal Desember 2025 dalam lanjutan EPL. Liverpool sejatinya mendominasi pertandingan dengan penguasaan bola lebih dari dua kali lipat serta jumlah percobaan tembakan yang tinggi, namun efektivitas penyelesaian akhir kembali menjadi masalah utama. Sunderland mencetak gol lebih dulu pada babak kedua, sebelum Liverpool menyamakan kedudukan melalui sebuah tembakan Florian Wirtz yang berujung gol bunuh diri pemain lawan.
Imbang 1-1 vs Sunderland: Awal Desember yang Mengecewakan
Hasil imbang ini memperpanjang rangkaian performa inkonsisten The Reds musim ini. Meski bermain di kandang sendiri dan menghadapi tim yang berada di papan bawah, Liverpool justru tampak kehilangan ketenangan ketika harus mengonversi peluang menjadi gol. Tekanan publik pun semakin meningkat menyusul kegagalan memanfaatkan dominasi, terutama setelah mereka tampil mengecewakan di beberapa laga sebelumnya.
Ringkasan hasil terbaru Liverpool:
| Laga / Kompetisi | Hasil | Catatan Utama |
| EPL vs Sunderland | 1-1 | Dominasi bola tidak berbuah kemenangan |
| EPL vs West Ham | 2-0 | Satu-satunya kemenangan dalam periode buruk |
| EPL vs Man City | 0-3 | Tampil inferior di semua lini |
| EPL vs Nottingham Forest | 0-3 | Kekalahan telak di kandang |
| Champions League vs PSV | 1-4 | Pertahanan rapuh dan minim kreativitas |
Rangkaian Kekalahan dan Penurunan Tajam Performa Liverpool
Musim 2025/2026 berjalan sangat berat bagi Liverpool. Setelah laga kontra Sunderland, mereka terjun ke peringkat 8 klasemen sementara Premier League — jauh dari target awal musim. Dalam sembilan pertandingan terakhir EPL, Liverpool hanya mampu meraih tujuh poin, catatan yang jauh di bawah standar tim besar. Kekalahan 0-3 dari Manchester City dan Nottingham Forest, serta kekalahan telak 1-4 dari PSV Eindhoven di Liga Champions, menandai runtuhnya kepercayaan diri tim.
Performa buruk ini menunjukkan bahwa masalah Liverpool bukan bersifat insidental, tetapi struktural. Banyak pertandingan memperlihatkan bahwa The Reds gagal mempertahankan intensitas dan kualitas permainan dalam durasi 90 menit penuh. Bahkan ketika menguasai jalannya pertandingan, hasil akhir tidak mengikuti dominasi tersebut. Ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah Liverpool memang sedang memasuki fase transisi sulit, atau justru berada di jalur kemunduran yang lebih dalam?
Akar Masalah: Taktik, Efektivitas Serangan, dan Mentalitas Pemain
Salah satu masalah paling mencolok adalah buruknya efektivitas di depan gawang. Liverpool sering menciptakan lebih dari 15–20 peluang per laga, tetapi hanya beberapa yang mengarah tepat sasaran. Ketika menghadapi tim yang bertahan rapat seperti Sunderland, kesulitan ini semakin terasa. Kreativitas di sepertiga akhir lapangan pun menurun, dengan sedikit variasi serangan serta minimnya pergerakan tanpa bola yang mampu membongkar pertahanan.
Di sisi pertahanan, masalah tidak kalah besar. Kekalahan 0-3 dan 1-4 dalam rentang waktu berdekatan menunjukkan lemahnya koordinasi di lini belakang. Kesalahan individu, kegagalan mengantisipasi bola kedua, serta buruknya transisi bertahan membuat Liverpool mudah kebobolan. Selain itu, mentalitas pemain terlihat menurun, tim sering kehilangan fokus di momen krusial, yang akhirnya membuka peluang bagi lawan untuk mencetak gol.
Dampak di Klasemen dan Tantangan Liverpool ke Depan
Hasil buruk ini membuat Liverpool tercecer di papan tengah Premier League. Dengan persaingan semakin ketat, tertinggal dari tim peringkat atas bisa berakibat fatal bagi ambisi kembali ke Liga Champions musim depan. Liverpool kini tidak hanya harus mengejar poin, tetapi juga membangun ulang kepercayaan diri dan konsistensi performa.
Jika masalah penyelesaian akhir tidak segera diperbaiki, mereka berpotensi kembali kehilangan poin dalam laga-laga yang seharusnya dapat dimenangkan. Begitu pula di pertahanan, Liverpool harus menemukan kembali kestabilan, terutama dalam menghadapi serangan balik cepat yang kerap menjadi titik lemah. Manajemen dan staf kepelatihan dituntut melakukan evaluasi mendalam sebelum tim semakin sulit bangkit.
FAQ (Frequently Asked Questions)
A1: Karena efektivitas serangan sangat rendah. Banyak peluang tercipta, tetapi hanya sedikit yang tepat sasaran. Pertahanan lawan juga mudah membaca pola serangan Liverpool yang kurang bervariasi.
A2: Tidak. Masalah ada di semua lini — serangan tidak tajam, pertahanan rapuh, dan mentalitas pemain menurun. Kombinasi inilah yang membuat performa mereka memburuk.
A3: Liverpool berada di posisi 8 klasemen sementara, tertinggal dari zona Liga Champions.

